Sabtu, 05 Februari 2011

Masuknya Islam ke Jepang

Tak banyak catatan mengenai masuknya Islam ke Jepang. Sebuah catatan menyatakan bahwa masyarakat Jepang mulai mengenal Islam sekitar 1887. Saat itu, Islam dianggap bagian dari pemikiran agama barat. Kisah kehidupan nabi Muhammad SAW banyak diterjemahkan dalam bahasa setempat pada tahun yang sama.
Islam pun mulai mendapatkan tempat dalam kajian intelektual masyarakat Jepang. Tahun 1890, pemerintah Turki dibawah Dinasti Usmaniah mengirimkan armada kapalnya, Ertugrul, ke Jepang. Sejak saat itu, hubungan diplomatik kedua negara ini pun terjalin. Dikemudian hari diketahui bahwa setelah menyelesaikan misinya, kapal yang bermuatan 609 orang ini tenggelam pada saat kembali ke Turki. Menurut catatan lain, Muslim pertama Jepang adalah Mitsutaro Takaoka, yang memeluk Islam pada 1909.
Kemudian mengubah namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji. Adapula Bumpachiro Ariga, pada tahun yang sama ia pergi ke India untuk berniaga. Ia memeluk Islam disana kemudian mengganti namanya menjadi Ahmad ariga. Meski dalam studi selanjutnya menyatakan kemungkinan orang Jepang pertama yang memeluk Islam adalah Torajiro Yamada. Ia mengunjungi Turki untuk menyampaikan rasa duka atas tenggelamnya Ertugrul dan berislam disana namun komunitas Muslim di Jepang baru ada setelah terjadinya pengungsian muslim besar-besaran dari Turki, Uzbekistan, Tadjikistan Kirghiztan, Kazakhtan akibat revolusi Bolshevik selama perang Dunia I. mereka yang diizinkan untuk menetap dijepang bermukim disejumlah kota dan membentuk komunitas Muslim.
Komunitas Islam yang kecil ini, telah berhasil membangun sejumlah masjid paling penting adalah Mesjid Kobe, yang dibangun pada tahun 1935, serta mesjid Tokyo yang berdiri pada 1938. Selama perang Dunia II terjadi Islamic Boom di Jepang ditandai dengan berdirinya banyak organisasi dengan pusat kajian Islam. Juga banyak perwakilan Dunia Islam berdiri disana. Selama periode tersebut, lebih dari 100 judul buku dan jurnal diterbitkan di Jepang. Namun organisasi tersebut tak dikendalikan oleh orang Islam dan bukan untuk syiar Islam tujuan utamanya, adalah agar militer Jepang mendapatkan pengetahuan yang memadai mengenai Islam dan Muslim.
Sebab banyak wilayah yang diduduki tentara Jepang baik di China dan Asia Tenggara, dihuni oleh komunitas Muslim. Maka wajar saja jika organisasi dan pusat kajian Islam itu tak berfungsi lagi setelah Perang Dunia II berakhir. Angin Islam kembali masuk Negeri ini tahun 1973. Berbarengan dengan krisis minyak Dunia, Media massa di Jepang banyak mengekspos negara-negara Muslim khususnya di Jazirah Arab. Hikmahnya, banyak pula orang Jepang yang kemudian memeluk Agama Islam pada tahun-tahun berikutnya, Sejumlah mahasiswa Jepang menunutut ilmu dinegara-negara Arab. Baik di Umm Al-Qura Makkah Islamic University Madinah, Dawa College tripoli, maupun Qatar University. Hingga sekarang, komunitas Muslim terbesar di Jepang berasal dari Turki.
Sebelum massa peperangan, Jepang memang terkenal sangat bersimpati dan menjalin hubungan baik dengan muslim di asia tengah, khususnya Turki. Apalagi mereka juga kala itu menyatakan sikapnya anti – Soviet. Banyak juga tentara Jepang yang akhirnya memeluk Islam. Tentara Jepang yang muslim juga ada yang kemudian dikirimkan kenegara-negara Asia tenggara, seperti Malaysia. Para pilot, diperintahkan untuk mengucapkan La ilaha illa Allah pada saat mereka tertembak diwilayah tersebut ketika menjalankan tugasnya. Mereka bisa dianggap” Generasi tua “. Mereka menjadi kelompok minoritas pasca perang,dan merekapun kemudian bergabung dengan komunitas Muslim yang telah ada. Pada umumnya, orang-orang Jepang pada saat itu memiliki perasangka yang kuat terhadap Islam. Mereka menyatakan bahwa Islam adalah Agama asing yang berkembang di negara-negara miskin.
Dalam catatan lain dikisahkan bahwa invansi Jepang ke China dan negara-negara Asia tenggara selama perang Dunia ke -II membuka kontak antar orang Jepang dengan Muslim. Mereka yng memeluk Islam kemudian membentuk organisasi Islam pertama pada 1953. Namanya Japan Muslim Association, dan dipimpin oleh Sadiq Imaizumi . kemudian Sadiq digantikan olej Umar Mita. Ia adalah generasi muda Jepang ( kala itu ) yang mempelajari Islam diwilayah China dan dikuasai Jepang kala itu. Setelah perang berakhir ia menunaikan haji. Kiprah Mitta dalam syiar Islam di Jepang lumayan penting; dialah yang menerjemahkan Al-Quran menurut perspektif seorang Muslim untuk pertama kalinya.

0 komentar:

Posting Komentar